Istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata Falsafah (Arab), Philosophy (Inggris), Philosophia (Latin), Philosphie (Jerman, Belanda , Prancis). Semua istilah itu bersumber dari Yunani Philosophia, yang secara etimologi terdiri dari dua kata: “Philein” yang berarti “mencintai” atau juga “Philos” yang berarti “Teman”, sementara “Sophia(n)” yang berarti “Kebijaksanaan” atau bisa juga “Sophos” yang berarti “Kebijaksanaan”. Jadi kedua istilah diatas secara etimologis itu dapat diartikan dengan secara sederhana bahwa Filsafat adalah "Mencintai akan kebijaksanaan hidup" atau " Mencintai hal-hal yang bersifat
bijaksana". (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM:2001:18) Namun tak lepas dari
istilah filsafat secara etimologis diatas itu, filsafat juga mempunyai
pengertian tentang Pandangan Hidup dan Proses berfikir. Dari sudut pandangan
sejarah filsafat Barat kecenderungan pengertian filsafat lebih mengarah pada
proses berfikir sementara pada filsafat Timur lebih mengarah pada pengertian
pandangan hidup. Misalkan untuk menarik sebuah pemahaman tentang pengertian
filsafat jika dilihat dari sebuah contoh "Falasafah Bangsa Indonesia
adalah Pancasila" cukup jelas dari konteks diatas jika kita ingin menarik
sebuah kesimpulan dari kata "falsafah”, maka maksud dari falsafah disini
adalah merupakan bagian dari pengertian "Pandangan Hidup" sehingga
lengkapnya adalah "Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Tentu pada konteks filsafat/falsafah yang mengarah pada "Proses Berpikir" pun akan dengan
sendirinya mengikuti konteks kalimat yang menjadi pernyataan, "filsafat
seperti apa yang anda yakini sehinga anda mengambil jalan hidup seperti itu”,
maka kata Filsafat dalam konteks ini lebih mengarah pada pengertian ”Proses
berpikir” sehingga dengan jelas dapat disimpulkan dalam kalimat bahwa
"Proses Berpikir seperti apa yang anda yakini sehingga anda mengambil
jalan hidup seperti itu". demikianlah Filsafat arti yang merujuk dari
pengertian kata tersebut tergantung dari konteks kalimat yang tersusun,
sehingga pada saat tertentu pengertian filsafat yang mengarah pada maksud pandangan
hidup ataupun proses berpikir menjadi analisa sesuai konteks yang dimaksud.
Secara keseluruhan inti dari
pengertian filsafat adalah usaha rasional manusia untuk mencapai sebuah
kebenaran tertinggi sesuai dengan rasa cinta yang terarah pada kebijaksanaan hidup manusia itu sendiri.
Sementara Hatta mengemukakan bahwa pengertian apa filsafat itu lebih baik tidak
dibicarakan lebih dulu, nanti orang telah banyak membaca atau mempelajari
filsafat, orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut
konotasi filsafat yang ditangkapnya. (Hatta:I:3). Poedjawijatna menefinisikan
filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. (1974:11). Plato menyatakan
bahwa filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli,
sementara Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya Metafisika, logika, retorika,
ekonomi politik, estetika dan bahasa. Bagi Al Farabi filsafat ialah pengetahuan
tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Sementara orang yang
mula-mula menggunakan kata filsafat adalah Pythagoras. Sama
halnya dengan Bertrand Russel yang juga memberikan devinisi dari pengertian
filsafat berbeda dengan para filsuf yang lain. Menurutnya bahwa filsafat adalah “The attempt to answer ultimate question
critically” (Park:1960:3). Dari berbagai macam perbedaan dari devinisi
pengertian filsafat menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan oleh berbedanya
konotasi filsafat pada Para filsuf karma
perbendan keyakinan hidup yang dianut oleh mereka. Disamping itu perebedaan
filsafat itu muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri.(Ahmad
Tafsir:1990:9)
Tags:
Philosophy Of Education