SEPUTAR PEMIKIRAN FILSAFAT TEKHNOLOGI

(Kritikan Andrew Feenberg Terhadap Heidegger dan Albert Borgmann)

Filsafat Tekhnologi tergolong masih baru dalam dalam ranah filsafat kontemporer. Dimana wacana filsafat dan science kini mulai menjadi sebuah disiplin ilmu yang diminati 10 tahun belakangan ini. Seperti eksistensialisme menjadi trend bahkan diklaim oleh Sartre sebagai sebuah filsafat yang menjadi tren era 80-an , filsafat Tekhnologi kini menjadi trend seiring dengan perkembangan era tekhnologi dan digitalisasi yang menyentuh dihampir segala aspek kehidupan manusia. Beberapa filsuf yang cukup mempunyai pengaruh di ranah filsafat tekhnologi diantaranya adalah Heidegger , Don Ihde, Jaques Ellul, Andrew Feenberg hingga para filsuf tekhnologi kontemporer baru yang juga turut mewarnai khazanah pemikiran filsafat tekhnologi yang menarik untuk ditelaah lebih jauh.

Seperti pada wacana kritikan Andrew Feenberg terhadap Heidegger dan Albert Borgmann yang terkenal dengan ungkapan “Focal Things” (atau yang hal hal yang memusatkan) dan Kierkegaard menyangkut dengan “Enframing” (pembingkaian). Heidegger pernah mengunggkap bahwa Teknologi adalah suatu penyingkapkan kebenaran . Bukan hanya itu saja Heidegger berpendapat tentang teknologi, yang mempunyai perbedaan antara teknologi moderen dan teknologi kuno. Yang pertama yaitu teknologi modren bukanlah seni tangan (Work Of Craftmanship), namun suatu penyingkapkan yang kemudian membedakan antara seni dan tekhnologi. adapun yang menbedakan teknologi modren dan teknologi kuno adalah teknologi tidak melibatkan suatu yang mengemukakan ke-hadapan dalam arti poiesis, yakni perbuatan sendiri seperti menulis puisi, sedangkan teknologi kuno mempunyai sifat –sifat mencipta yang puitis. Dalam buku “The Question Concering Tochology” Heidegger tidak banyak membahas bagaimana menghadapi bahaya pandangan tersebut, akan tetapi dapat di simpulkan bahwa ada 2 hal, yang pertama pertanyaan kritis terhadap teknologi untuk menyadari ketersembunyian dan penyikapan kebenaran dapat membatasi pandangan bahwa dunia seluuhnya adalah persediaan semata – mata. Dalam kata Heidegger sendiri bahwa “relasi yang bebas dengan teknologi”. Yang kedua pengayaan penyikapan teknologi atau pandangan alternatif dari Get – stell dilakukan dengan menghidupkan kembali Techne sebgai seni yang dapat membendung pemakaman tentang dunia melulu sebagai persediaanya(standing reserve).

Sementara lebih menyoroti pada “focal things” atau hal-hal yang memusatkan. Borgman memberikan contoh yang menyangkut dengan tungku perapian modern yang memusatkan orang tidak pada urutan kerja yang membuat orang berusaha menghadirkan tungku perapian secara tradisional seperti mengumpulkan kayu bakar dan lain sebagainya. Termasuk alat microwave dan makanan siap saji yang secara efisien dapat dihadirkan secara cepat namun menurut kritikan dari Andrew Feenberg seorang Filsuf Canada membuat manusia dihadapkan pada keringnya arti humanisme. Hal yang samapun ia mengkritik Heidegger dengan efisiensi produk tekhnologi yang tidak selesai dipecahkan oleh Heidegger sendiri menyangkut dengan ketergantungannya pada tekhnologi. Pada Andrew Feenberg, objek kajian Borgman mengenai “paradigma perangkat” hanya dilihat dari sudut efisiensinya saja namun tidak melihat sejauh mana akibat apa yang ditimbulkan oleh “paradigma perangkat” tersebut. Misalnya makanan cepat saji yang dengan begitu cepat disediakan dan begitu instan sehingga meretas ruang dan waktu.
Orang kemudian hanya mempunyai sedikit waktu untuk bersosialisasi. Begitupun dengan pertimbangan kalori dari makanan cepat saji yang tersedia sehingga ketika dikonsumsi oleh manusia pertimbangan akan nilai gizinya kadang terabaikan. Itulah sekiranya yang menjadi objek kritikan yang dilontarkan oleh Andrew Feenberg. (Syahyunan Pora)
Yunan_Syahpora

What to say about me? I have wonderful friends.I am passionate about teaching and creative expression.In my spare time, I read a lot of Interest Book, love TV, IT gossip, movies and most of all is football. I'm blessed with an amazing family and close friends.

Lebih baru Lebih lama